Ada Apa dengan Pertanian

Diposting oleh pedulibangsaku | 23.53 | | 2 komentar »

Pertanian Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa sebagai penggerak ekonomi nasional namun tidak dikelola dengan baik. Sumber daya ekonomi pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, kacang-kacangan, serealia, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan tidak dikelola dengan baik dibiarkan berkembang sendiri tanpa ada road map. Produk pertanian Indonesia yang unggul di pasar dunia saat ini dibiarkan berjalan sendiri tanpa didukung kebijakan pengembangan daya saing. Kita penghasil sawit dan lada nomor 1, karet nomor 2, beras nomor 3 di dunia. Tapi kita tidak mau dan mampu membangun keterkaitan sektor hulu-hilir dan mempersiapkan infrastruktur dan suprastruktur yang diperlukan untuk pengembangan komoditas tersebut. Kita lebih senang mengembangkan sektor industri meski juga hanya sebagai tukang jahit saja.

Pemerintah juga kurang gigih dalam menawarkan peluang usaha di sektor pertanian kepada investor. Ini terlihat dari timpangnya investasi antara sektor pertanian dengan sektor industri. Rencana PMA untuk sektor pertanian pada 2007 hanya US$ 1.491,6 juta sementara untuk sektor industri US$ 27.209,4. Ekspor produk pertanian kita hanya sebesar 4,9% dari total ekspor nasional tahun 2007 yang mencapai US$ 93,142 miliar. Meski ekspor industri kita tinggi tapi kita sedang menuju ke fase deindustrialisasi.

Kalangan perbankan juga lebih royal mengucurkan kreditnya untuk sektor Industri ketimbang sektor pertanian. Kredit modal kerja dan kredit investasi untuk sektor pertanian hanya Rp 55,906 triliun sementara untuk sektor industri nilainya hampir empat kali lipat lebih besar dari sektor pertanian yakni Rp 203,808 triliun.

Pertanian kita sedang dijepit secara sistematis agar tidak berdaya oleh kartel komoditi dunia. Penandatanganan LoI IMF tentang penurunan bea masuk yang besarnya 0 – 10% untuk 43 produk pertanian telah menyebabkan pasar produk pertanian dalam negeri dibanjiri produk impor. Memang dalam jangka pendek terkesan menguntungkan karena konsumen mendapatkan produk murah dan berkualitas tapi dalam jangka panjang akan menciptakan ketergantungan yang kronis dan mematikan hasrat petani untuk berproduksi karena tidak ada kesempatan berpendapatan.

Ketergantungan kita terhadap produk pertanian impor sangatlah besar. Kita setiap tahun mengimpor 1,2 juta ton kedele, 5 juta ton gandum, 900 ribu ton gaplek, dan 600 ribu ekor sapi serta 964 ribu ton susu. Masih pantas dan banggakah kita menyebut diri sebagai negeri agraris?

Kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa pertanian kita dalam bahaya. Jika suatu negara memiliki ketahanan pangan yang rapuh maka negara akan mudah runtuh. Sementara kita menghadapi tiga bahaya besar yang mengancam sektor pertanian namun tidak ada strategi besar yang andal untuk mengatasinya. Pertama, Kemampuan Pertanian kita untuk memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun dengan sangat besar. Kedua, sekarang Indonesia berada dalam ancaman Rawan Pangan bukan karena tidak adanya pangan, tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah tergantung dari Supply Luar. Ketiga, Pasar Pangan Amat Besar yang kita miliki diincar oleh produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

Untuk mengatasinya kita harus membuat road map (peta jalan) untuk: (1) Industri berbasis agro dan perkebunan; (2) Regionalisasi pengembangan komoditi untuk menuju skala ekonomi dan aglomerasi; (3) Pengembangan pertanian tanaman pangan, peternakan dan industri kecil menengah pedesaan.

Dengan adanya peta jalan di tiga ranah maka diharapkan pengembangan pertanian kita menjadi lebih fokus dan terarah. Selain itu aspek penting lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan social capital untuk sektor pertanian guna meningkatkan efesiensi, produktivitas dan inovasi. Pemerintah baik pusat maupun daerah harus lebih proaktif dalam membangun inisiatif dan tindakan untuk membuat jejaring kerjasama usaha tani sebagai agenda pembangunan daerah. Selain itu pemerintah harus berani dan tegas dalam membuka, menciptakan, dan mengamankan pasar produk pertanian dan memihak petani.

2 komentar

  1. Anonim // 2 Februari 2022 pukul 14.57  

    Lucky Club Casino Site | Casino Review, Bonus Code for India
    Lucky Club Casino is a relatively new online casino in India, with more than 1,000 games on their online casino sites. However, the site is not  Rating: 4.7 · 카지노사이트luckclub ‎Review by Lucky Club Casino

  2. badrosianwaggener // 5 Maret 2022 pukul 02.27  

    Slots & Games - MGM Grand Hotel & Casino
    › gaming › mmgac › gaming 성남 출장샵 › mmgac Slots & 남양주 출장마사지 Games - MGM Grand Hotel & 안산 출장샵 Casino 전주 출장마사지 - 대구광역 출장안마 MGM Grand Hotel & Casino - MGM Grand Hotel & Casino - MGM Grand Hotel & Casino - MGM Grand Hotel & Casino - MGM Grand

Posting Komentar